Liputan6.com, Jakarta - Salah satu daya tarik film Dua Garis Biru adalah kembalinya Lulu Tobing setelah 7 tahun vakum dari dunia akting. Lulu Tobing memang dikenal publik lewat sinetron Tersanjung dan Dia.
Lulu Tobing sempat tampil di layar lebar lewat film Negeri 5 Menara yang mengumpulkan 700 ribu penonton lebih. Diakui Lulu Tobing, balik ke lokasi syuting setelah bertahun-tahun menghilang membuatnya gugup.
Lulu Tobing mengumpamakan kemampuan aktingnya seperti mesin diesel. Harus dipanasi dulu sebelum beroperasi.
“Manusia boleh berencana, Tuhan yang menentukan. Saya maju mundur maju mundur setiap dapat tawaran main film. Saya selalu ngumpet,” ungkap Lulu Tobing kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini.
Beradaptasi Lagi
Hal pertama yang dilakukan Lulu Tobing usai lolos audisi, reading naskah sambil menyesuaikan diri dengan ritme kerja tim. “Awal-awal kulit saya sampai bruntusan karena stres dan panik. Pernah akting di Negeri 5 Menara, tapi setelah itu saya jeda karena ingin punya kehidupan pribadi,” imbuh Lulu Tobing.
Beruntung, Lulu Tobing mendapat lawan main yang kooperatif. Ini memudahkannya beradaptasi dan mendalami peran. “Paniknya di proses reading saja, latihan di ruangan, kemudian syuting,” ujar Lulu Tobing.
Kurang Percaya Diri
Ia tak masalah menjadi pemeran pendukung meski di dekade 1990-an, Lulu Tobing selalu menjadi pemeran utama. Lulu Tobing beralasan, hatinya tergerak saat disodori naskah Dua Garis Biru. Pergerakan hati itu membuatnya percaya diri untuk kembali ke lokasi syuting.
“Sebenarnya saya beberapa kali ditawari main film. Namun tawaran peran ini membuat hati saya tergerak. Saya diaudisi sekali, jadwalnya tepat sekali. Tadinya saya enggak yakin untuk kembali ke layar lebar karena percaya diri sudah berkurang,” beber Lulu Tobing.
Melihat kualitas hasil akhirnya bagus, tak lantas membuat Lulu Tobing berburu peran di masa mendatang. “Saya tidak ingin sesibuk dulu, saya ingin punya kehidupan pribadi dan menikmatinya,” pungkas Lulu Tobing. (Wayan Diananto)
No comments:
Post a Comment