Liputan6.com, Los Angeles - Sosok Joker kembali diangkat ke layar kaca, kali ini diperankan oleh aktor ternama Joaquin Phoenix. Seperti diketahui, sebelumnya sosokmusuh bebuyutan Batman nan ikonis ini pernah diperankan oleh Cesar Romero, Jack Nicholson, Heath Ledger, dan Jared Leto.
Apakah Joaquin Phoenix mengambil referensi dari Joker-Joker sebelumnya?
Dalam jumpa pers Venice Film Festival, Sabtu (31/8/2019), Joaquin Phoenix mengungkapkan bahwa ia ingin menciptakan kreasinya sendiri dalam memerankan sosok Joker. Aktor yang tiga kali dinominasikan dalam Piala Oscar ini tak mau dirinya terpengaruh oleh Joker versi sebelumnya.
"Hal yang menarik dalam membuat film dan karakter (Joker) ini adalah bahwa kita akan melakukan pendekatan dengan cara kita sendiri," ujar Joaquin Phoenix.
Cerita Joker
Dalam film Joker garapan Todd Phillips ini, Joaquin Phoenix memerankan seorang laki-laki bernama Arthur Fleck, seorang komedian gagal. Penderitaan yang dialami Arthur Fleck menstimulasi kepribadiannya untuk menjadi Joker yang menakutkan.
Ketika Joker mendapati dirinya mengalami gangguan psikologis, Joaquin Phoenix bersikeras akan menampilkan karakter tersebut ke arah yang berbeda. Joaquin Phoenix menginginkan kebebasan untuk menciptakan sesuatu yang tidak dapat diidentifikasi.
"Ini (Joker) adalah karakter fiksi, dan saya tidak ingin seorang psikiater dapat menggambarkan orang seperti apa dia, ” tutur Joaquin Phoenix.
Joker
Ketertarikan Joaquin Phoenix pada Joker adalah karena karakter tersebut sangat sulit untuk didefinisikan.
"Setiap hari terasa seperti kami menemukan aspek-aspek baru dari karakternya (Joker)... bahkan hingga hari terakhir," lanjut Joaquin Phoenix.
Menurut Todd Phillips, ia menghabiskan enam bulan untuk berdiskusi dengan Joaquin Phoenix sebelum memulai syuting film Joker. Salah satu hal yang mereka bahas adalah bagaimana Joaquin Phoenix akan memperagakan ciri khas tertawa ala Joker.
Tak hanya itu, Joaquin Phoenix bahkan sampai membaca sebuah buku tentang pembunuhan berlatar belakang politik untuk mengetahui rasanya menjadi pembunuh dan apa yang menjadi motivasi mereka.
(Affiyah Tri Yuni Sari/mgg)
No comments:
Post a Comment