Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2019 ditandai dengan tercapainya sejarah baru, yakni ada 15 film Indonesia yang merangkul sejuta penonton lebih. Meski demikian, 2019 juga diwarnai kegagalan sejumlah film Indonesia dalam mendulang penonton.
Dalam catatan statistik yang diunggah akun Twitter pemerhati film @bicaraboxoffice bulan ini, ada beberapa film Indonesia yang bahkan jumlah penontonnya tak sampai seribu.
Tentu saja ini menjadi catatan bagi para pekerja seni maupun pencinta film Indonesia. Teriring doa, semoga tahun depan, film Indonesia makin bersinar.
Penasaran apa saja film Indonesia yang jumlah penontonnya sangat sedikit? Showbiz Liputan6.com merangkumnya untuk Anda.
1. Suwung (476 Penonton)
Hamka Winovan baru kali ini menulis dan menyutradarai film layar lebar. Suwung diharapkan jadi awal yang indah. Sayang, Suwung hanya 476 penonton. Ini membuatnya tak bertahan lama di bioskop. Suwung mengisahkan Nyi Patek (Nani Yudi) yang sering meneror masyarakat desa Karangnongko, di kaki Gunung Merapi.
Ia menculik anak-anak untuk dijadikan budak. Di sisi lain, ada penari Jathilan Ayu (Weni Panca) yang dekat dengan Ningrum (Inez Fahry). Perlahan hati Ayu dipikat Sapta (Lionel Hendrik).
2. Suporter Masuk Pesantren (575 Penonton)
Film karya Quraisy Mathar ini menceritakan Aso yang gemar menonton sepak bola di stadion. Suatu hari, Aso dimasukkan ke pesantren oleh orang tuanya. Aso syok karena tak bisa lagi menonton pertandingan sepak bola. Di pesantren, ia mengenal Dul, Yos dan Sultan. Dari sinilah cerita dan konflik dimulai.
Suporter Masuk Pesantren bukan debut Quraisy Mathar. Pada 2018, ia pernah menulis dan memproduksi film Melawan Takdir. Sayang, kedua film ini flop di pasar. Suporter Masuk Pesantren hanya menyedot 500-an penonton.
3. Babe: Dari Leiden ke Bekasi (612 Penonton)
Ini contoh nyata film adaptasi novel belum tentu laku di pasar. Film Babe: Dari Leiden ke Bekasi diangkat dari novel Semur Jengkol Cinta Made In Belanda. Film ini mengisahkan Betty de Bosch (Zoe Jackson), peneliti cantik dari Universitas Leiden Belanda yang membuat Ali (Dwi Andhika), pemuda asal Bekasi, tergila-gila.
Film ini menampilkan dua bintang terkenal. Sineas Hasto Broto pun bukan pendatang baru. Ia telah menggarap 6 film. Kombinasi ini nyatanya tak mampu mendatangkan banyak penonton. Hanya 612 orang yang ke bioskop.
4. Love Is A Bird (813 Penonton)
Ini bukan film kaleng-kaleng. Tengok saja pemainnya, dari Bront Palarae, Salvita Decorte, hingga Morgan Oey. Love Is A Bird diproduksi pada 2018 dan tayang perdana di ajang bergengsi Jogja-Netpac Asia Film Festival tahun lalu.
Karya Richard Oh ini mengisahkan fotografer Darma (Bront) yang mengunjungi Yogjakarta lalu bertemu Naira (Ibel Tenny). Darma kemudian mengikuti perjalanan Naira sebagai penari. Dirilis di bioskop pada November 2019, Love Is A Bird hanya bertemu 813 penonton.
5. Down Swan (3.499 Penonton)
Dari film dengan ratusan penonton, data akun Twitter @bicaraboxoffice merekam produk layar lebar yang hanya mengais ribuan penonton. Ada 7 film, yang paling tipis jumlahnya Down Swan.
Film ini mengisahkan Bisma (Ariyo Wahab) dan Mitha (Putri Ayudya) yang dikaruniai putri pengidap sindrom Down, Nadia (Arina Dhisya). Dirilis Mei 2019, karya sineas debutan Fuad Akbar ini dikepung Aladdin dan John Wick 3: Parabellum. Walhasil, Down Swan harus puas dengan 3,400-an penonton.
6. Kutak Percaya Kamu Mati (3.718 Penonton)
Genre horor tak selamanya seksi. Anggapan bahwa horor paling apes merangkul 100 ribuan penonton nyatanya tak terbukti. Ku Tak Percaya Kamu Mati yang dibintangi aktris peraih Piala Citra Kinaryosih dan Niniek L. Karim melempem di pasar. Mengisahkan Bagong (Raditya Evandra) yang jadi korban tabrak lari.
Arwah Bagong menuntun sahabatnya untuk melacak keberadaan tersangka. Karya sineas Wimbadi JP ini tak mampu merangkul 4.000 penonton. Sayang sekali. Dari 6 film ini, adakah yang pernah Anda tonton di bioskop?
No comments:
Post a Comment