Liputan6.com, Jakarta Jazz Gunung 2019 kembali digelar untuk kesekian kalinya tahun ini di Gunung Bromo, Jawa Timur. Festival musik jazz yang telah berlangsung sejak 2009 ini dilaksanakan selama dua hari, 26-27 Juli 2019.
Masih menyajikan keindahan parorama gunung dan kemerduan musik jazz, acara ini dibanjiri penonton. Salah satu penampil yang membuka Jazz Gunung 2019 adalah grup musik Debu. Tetap membawa musik yang kaya warna, Mustafa dkk mengajak penonton berdendang dengan alunan rebana, musik reggae hingga rap.
"Sudah lama saya ingin ke Bromo. Ada satu hal tentang gunung, kalau ketemu orang sombong bawa aja ke gunung. Kalau dia masih sombong di atas gunung, dorong aja biar jatuh," ujar Mustafa lantas tertawa sambil mengawali penampilannya di Amphi Theater, Jiwa Jawa Bromo, Jazz Gunung 2019, Jumat (26/7/2019).
Keberagaman
Debu merupakan kelompok pemusik muslim sufi yang sudah berkarya sejak tahun 2001. Mustafa Daood sang sang vokalis mengaku bahwa tinggal 20 tahun di Indonesia mengajarinya banyak hal, termasuk tentang toleransi dan keberagaman.
"Saya sudah dua puluh tahun tinggal di Indonesia dengan semua keragaman dan perbedaan yang ada. Tidak ada yang salah dengan perbedaan. Negara lain terdiri dari 3 suku saja berabad-abad berkelahi, di Indonesia ada 700 lebih suku" lanjut Mustafa yang diamini tepukan penonton.
Lagu
Debu membawakan beberapa lagu andalannya yang membuat seluruh penonton bergoyang. Tak hanya Debu, hari pertama Jazz Gunung 2019 meriah dengan penampilan Gugun Blues Shelter, Tompi sampai Mus Mujiono. Hari kedua Jazz Gunung bakal lebih penuh warna dengan kehadiran Siera Soeetedjo, Barry Likumahuwa dan Godfather of Broken Heart, Didi Kempot.
Sumber: Kapanlagi.com
No comments:
Post a Comment