Liputan6.com, Jakarta Orang Ketiga memiliki jalinan kisah drama yang kuat.
Karakter-karakter dalam cerita Orang Ketiga dihidupkan oleh akting pesinetron top.
Jangan lewatkan episode Orang Ketiga malam ini via live streaming dengan klik di sini.
Liputan6.com, Jakarta Orang Ketiga memiliki jalinan kisah drama yang kuat.
Karakter-karakter dalam cerita Orang Ketiga dihidupkan oleh akting pesinetron top.
Jangan lewatkan episode Orang Ketiga malam ini via live streaming dengan klik di sini.
Liputan6.com, Jakarta - Cukup lama Ayu Ting Ting menyandang status janda. Selama itu pula, tak sedikit laki-laki yang dikabarkan dekat dengannya.
Sebut saja Raffi Ahmad, Ivan Gunawan, namun Ayu Ting Ting membantahnya. Namun, ia sempat juga menjalin asmara dengan Shaheer Sheikh pada 2015 silam.
Sayangnya, Ayu Ting Ting belum menemukan pasangan yang cocok untuk menjadi pendamping hidupnya. Melalui kanal YouTube Jessica Iskandar, Selasa (27/8/2019), janda satu anak ini membongkar rahasia.
Hal itu bermula dari pertanyaan warganet yang dibacakan Jessica Iskandar. Ayu Ting Ting mendapat pertanyaan, memilih pasangan kaya tapi jelek, atau miskin tapi cakep?
"Ya susah banget ye. Tapi ini bukan matre ye, jangan jelek-jelek banget. Kan buat keturunan penting Jes. Ini bukan doa ya, tapi pilihannya kaya tapi jelek deh," ujar Ayu Ting Ting kebingungan.
Ayu Ting Ting kembali diberi pertanyaan tentang pasangan. Kali ini mengenai status, Ayu bakal memilih duda atau perjaka?
"Duda siap nikahin lah. Emang umur kite masih muda," terang Ayu Ting Ting sembari tertawa.
Meski bila perjaka seusianya serius untuk menikahi Ayu Ting Ting, mantan istri Enji ini tetap memilih seorang duda. "Nggak papa, mending duda. Karena kita mencari yang lebih dewasa jatuh lebih mengayomi kita," imbuhnya.
Liputan6.com, Jakarta Boyband Westlife menggelar konser bertajuk Westlife The Twenty Tour Borobudur Symphony di Pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (31/8/2019) malam.
Jelang konser, Rajawali Indonesia, yang merupakan promotor konser Westlife di Candi Borobudur, menghadirkan Yura Yunita sebagai pembuka.
Yura Yunita naik ke atas panggung pukul 19.25 WIB. Mengenakan busana berwarna putih, suara merdu penyanyi yang dikenal berkat penampilannya di ajang The Voice, mengalun menghanyutkan penonton yang hadir.
Di hadapan lebih dari 8000 penonton yang memadati Candi Borobudur, Yura Yunita memanjakan penonton melalui lagunya yang berjudul “Harus Bahagia”.
“Siapa yang pernah jatuh cinta sahabatnya? Tapi dia ternyata memilih orang lain? Mari kita nyanyikan sebelum menyambut Westlife,” kata Yura Yunita menyapa ribuan penonton Westlife.
Selanjutnya, Yura Yunita menyanyikan lagu berjudul “Cinta dan Rahasia”. Lagu tersebut populer saat dinyanyikan Yura Yunita bersama Glenn Fredly.
Yura Yunita hanya tampil membawakan dua lagu untuk membuka konser Westlife di Candi Borobudur. Penampilannya pun dibuat simple dan sederhana. Yuta Yunita hanya mengandalkan format akustik untuk menghibur penonton Westlife.
Liputan6.com, Jakarta - Konsisten melahirkan karya apik, Joko Anwar layak disebut sutradara sekaligus penulis skrip terbaik dekade ini. Gundala menambah panjang daftar film keren besutan Joko Anwar.
Film Gundala memotret kekacauan masyarakat hingga patriot harus muncul untuk melawan kejahatan.
Ini bukan kali pertama Joko Anwar melahirkan film dengan standar di atas rata-rata. Kami ajak Anda menengok lima karya keren Joko Anwar sebelum Gundala.
Kalau film favorit Anda tak ada di daftar kami, harap maklum. Ini soal selera saja.
Jauh sebelum masyarakat kita gampang rewel soal LGBT dan hedon di Instagram, Joko Anwar memotret kepura-puraan berbalut kemewahan via Arisan. Tentang Meimei yang belum punya anak, Andien yang hidup mewah tapi iri dengan teman sendiri, dan Sakti yang menolak dirinya gay hingga ikut terapi.
Naskah Joko Anwar yang satir dan getir di beberapa titik, dieksekusi Nia Dinata dengan tata artistik penuh warna. Mewah, jenaka, tak menggurui, sukses membuat kita berpikir usai menonton.
Arisan! Film Terbaik FFI 2004. Ia menjelma menjadi cermin sosial. Ia mewakili sebuah era dan menembus ruang-waktu di saat bersamaan. Seluruh pemain film ini tampil prima khususnya Tora Sudiro dan Surya Saputra.
Janji Joni adalah penanda zaman. Ia membingkai era ketika film diabadikan dan digandakan lewat pita seluloid. Pita itu menari di mesin proyektor dalam satu babak lalu disambung dengan gulungan pita seluloid lainnya.
Satu gulung bisa dipakai untuk dua bioskop yang jaraknya dekat. Ada petugas khusus yang mengoper gulungan pita itu dari satu bioskop ke bioskop lain.
Diceritakan Joko Anwar dengan runut, menggambarkan jatuh bangun Joni untuk menyelamatkan pertunjukkan sebuah bioskop. Inilah film yang bicara tentang film.
Saat perilisannya, Kala memberi sesuatu yang baru bagi dunia sinema Indonesia. Tidak hanya dari aspek pengemasan, tapi juga tema. Joko Anwar menghadirkan kisah bernuansa politik.
Lewat Kala, Joko Anwar memberi peringatan seperti apa film-film Joko Anwar setelahnya. Selain naskah ciamik, kejutan datang dari performa Shanty yang meyakinkan.
Diganjar tiga piala Citra untuk Naskah Berbahasa Indonesia Terbaik, Tata Artistik, dan Sinematografi Terbaik. Kala juga menang di sejumlah festival luar negeri.
Dalam Pintu Terlarang, Joko Anwar menciptakan alur serumit dan semengasyikkan labirin. Cerita bermula dari hidup seorang pematung sukses, Gambir (Fachri Albar) yang dimintai tolong anak berusia 7 tahun yang disiksa dua orang misterius.
Ia lalu mencurigai sang istri, Talyda (Marsha), terlibat dalam kasus ini. Kekuatan film ini terletak pada kelihaian Joko menjaga rahasia dan ketegangan.
Hingga akhir cerita barulah terkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi di dunia Gambir-Talyda. Menegangkan. Mencengangkan.
Film horor lokomotif penggerak industri layar lebar Indonesia. Film horor pula yang merusak. Begitu celoteh sejumlah pencinta film. Itu sebabnya horor kerap dipandang sebelah mata lantaran digarap seadanya dengan bumbu seks yang tidak perlu.
Puncaknya pada 2011, ketika tak ada satu pun film lokal yang tembus sejuta penonton. Pengabdi Setan sebagai tribut untuk versi klasiknya (Sisworo Gautama, 1980), upaya Joko Anwar mengembalikan marwah horor lokal yang ternoda.
Versi Joko menceritakan beberapa bulan sebelum tragedi Pengabdi Setan 1980 terjadi. Diceritakan intens, para pemain tampil dengan energi tinggi.
Sukses mengumpulkan 4,2 juta penonton dan memborong 7 Piala Citra, inilah horor tersukses juga terbaik sepanjang sejarah! Gara-gara Pengabdi Setan, kata 'ibu' terdengar seram. (Wayan Diananto)
Liputan6.com, Jakarta Ini bukan kali pertama Reza Rahadian menghidupkan karakter dari novel Ika Natassa. Dua tahun lalu, ia menjelma menjadi Ale di Critical Eleven. Kini, di Twivortiare, ia memerankan Beno. Twivortiare mempertemukan Reza Rahadian dan Raihaanun.
Sebuah kombinasi baru yang meletupkan rasa penasaran. Pernah meraih Piala Citra lewat Salawaku dan tampil dengan emosi tak terucap di 27 Step of May, akankah Raihaanun mampu mengimbagi performa Reza Rahadian di Twivortiare?
Twivortiare menampilkan kemelut rumah tangga Beno (Reza) dan Alexandra (Raihaanun) yang berakhir dengan perceraian. Ayah (Dwi) dan ibu (Lydia) Alexandra menyesali perceraian ini. Begitu pula Papa (Roy) dan Mama (Aida) Beno.
Rumah tempat mereka tinggal hendak dijual namun tak kunjung menemukan pembeli yang tepat. Sejak cerai, Beno sibuk di rumah sakit sementara Alexandra didekati Denny (Sumargo). Dengan Denny, Alex sayang tapi belum cinta.
Masih saling cinta, Beno dan Alexandra menikah lagi. Langkah ini didukung sahabat mereka, Wina (Anggika) dan Riza (Dimas). Beno dan Alexandra berupaya mengomunikasikan setiap masalah meski tak selalu berjalan mulus. Beno menyembunyikan tawaran jadi direktur Rumah Sakit Imanuel. Sementara Alexandra yang ditawari dinas luar kota berdua dengan klien baru, Adrian (Arifin), mencoba terbuka. Namun reaksi Beno tak menyenangkan. Konflik yang meruncing membuat Alexandra ingin menyerah.
Pada 10 menit pertama, kita dengan mudah menyadari aset paling berharga film ini, akting Reza dan Raihaanun. Momen Beno mengantar Alexandra balik ke apartemen sambil membawakan barang belanjaan, misalnya. Apa yang terjadi usai meletakkan barang belanjaan adalah kejutan manis yang disajikan dengan natural. Reza dan Hanun benar-benar tampak jatuh cinta, tak berjarak, membuat kita sadar pertemuan keduanya adalah cinta yang terbungkus takdir.
Reza dan Hanun tak mengubah fisik mereka secara dramatis. Tanpa prostetis atau mengubah model dan warna rambut. Seolah menjadi diri sendiri namun kita sadar mereka tak sedang jadi diri sendiri. Inilah esensi akting yang baik. Di sepanjang film, konflik yang tersaji tak selalu dengan nada tinggi. Saling sindir, adu argumen, mengungkit masa lalu, adu prinsip, silih berganti. Tak selamanya konflik berakhir dengan air mata, apalagi tamparan. Pun unsur drama tak melulu disajikan lewat interaksi tatap muka.
Benni bahkan mengganti luapan emosi yang biasanya terlukis di air muka dengan interaksi status teks di medsos. Efeknya tak kalah dramatis. Twivortiare versi bioskop berfokus pada pertautan Beno-Alexandra. Jangankan adegan pernikahan Riza-Wina dan proses persalinan karakter pendukung, perceraian dan pernikahan ulang pun tak tergambar jelas. Yang dibuat detail adalah apa saja yang memicu konflik dan bagaimana dua tokoh utama jatuh bangun menyelamatkan rumah tangga.
Dari aspek negatif, Twivortiare terkesan minimalis dengan nilai produksi tak terlalu tinggi. Dari aspek positif, fokus Benni di satu titik (yakni pasang surut tangga Beno-Alexandra) mengondisikan kedua pemain utama memberi energi melampaui 100 persen. Kita melihat performa Reza dan Hanun di level wahid. Kita bisa merasakan perbedaan amarah Alexandra saat Beno menyembunyikan rahasia dengan melanggar aturan. Pun kita bisa merasakan kekhawatiran Beno saat istri pergi dari rumah dengan istri hendak pergi dengan klien anyar.
Gradasi akting dalam ragam emosi membias bagai pelangi di laya putih. Kami tak bisa membayangkan andai bukan Reza dan Hanun yang menghidupkan kedua tokoh ini. Hampir di sepanjang film kita melihat muka Reza lagi dan Hanun lagi. Mengapa tidak bosan? Karena tak ada kepalsuan dalam akting. Keduanya tidak sedang memerankan, melainkan menjadi. Kehadiran pemeran pendukung, khususnya Anggika dan Lydia memperkuat penokohan dan pertalian karakter utama.
Bisa dibilang, ini karya Benni Setiawan yang paling rapi dan padat konflik, melampaui pencapaiannya di 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Benni jeli mengarahkan para pemain. Naskah Alim melukiskan rumitnya pernikahan yang isinya baru dua kepala. Aliran konflik tidak tumpang tindih sehingga kita melihat utuhnya sepenggal romantika rumah tangga. Yang tak kalah penting, Benni tak gegabah mendramatisasi konflik dengan beberapa lagu tema mendayu.
Sepanjang film, kita tak mendengar lagu tema kecuali “Kembali Ke Awal” yang ditempatkan di ujung kisah. Satu kali saja namun efeknya tepat sasaran. Suara Glenn Fredly di lagu ini memberi kesan (kalau orang Jawa bilang) semeleh dan laras. Ia seperti stabilo yang menegaskan bagian penting sebuah topik. Yang kurang dari film ini bisa jadi tata artistik dan sinematografi. Backlight di ruang kerja Hanun yang menyebabkan gambar pucat mestinya tak perlu terjadi. Juga suasana apartemen yang lebih menyerupai hotel.
Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, ini naskah Alim yang paling legit dan simbol kesuksesan Benni memoles pemain. Tajam dan menanjak sejak menit awal. Nyaris tak lepas kendali. Film ini bisa jadi kandidat kuat di ajang festival khususnya kategori naskah, akting, penyutradaraan, dan lagu tema. Film Terbaik? Boleh juga. Twivortiare bukan lagi film cinta. Ini tentang berjuang untuk sabar dan berjuang untuk belajar demi diri sendiri serta pasangan. Cerita cinta ala Ika Natassa tak pernah receh atau menye-menye. Percaya, deh!
(Wayan Diananto)
Pemain: Reza Rahadian, Raihaanun, Anggika Bolsteri, Dimas Aditya, Lydia Kandou, Roy Marten, Aida Nurmala, Dwi Yan, Denny Sumargo
Produser: Manoj Punjabi
Sutradara: Benni Setiawan
Penulis: Alim Sudio, Benni Setiawan, Ika Natassa
Produksi: MD Pictures
Durasi: 1 jam, 43 menit
Liputan6.com, Jakarta Sinetron Cinta Karena Cinta ditayangkan kembali Sabtu malam ini.
Mulai pukul 20.00 WIB drama Cinta Karena Cinta bisa disaksikan di layar SCTV.
Pastikan episode Cinta Karena Cinta malam ini juga bisa Anda saksikan via live streaming dengan klik di sini.
Liputan6.com, JakartaYogyakarta Dalam hitungan jam, Westlife bakal tampil menghibur penggemarnya di Yogyakarta. Boyband asal Irlandia dijadwalkan tampil di Plataran Candi Borobudur, Sabtu (31/8/2019) pukul 20.00 WIB
Konser bertajuk "Westlife The Twenty Tour Borobudur Symphony", merupakan rangkaian pertunjukan musik dunia boyband yang beranggotakan Shane Filan, Kian Egan, Mark Feehily dan Nicky Byrne.
Rajawali Indonesia, yang merupakan promotor konser Westlife di Candi Borobudur, sudah bersiap untuk menampilkan pertunjukan musik spektakuler dan tak terlupakan bagi boyband yang dikenal lewat lagu “If I Let You Go”.
“Antusias penggemar Westlife sangat tinggi di konser yang digelar di Candi Borobudur. Dan kami sebagai promotor, mempersiapkan semuanya (penampilan Westlife) sebaik mungkin,” kata CEO Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi, di Plataran Candi Borobudur, Magelang, Sabtu (31/8/2019).
Antusiasme penonton konser Westlife di Candi Borobudur, sambung Anas, dibuktikan dengan penjualan tiket yang mencapai 8.250 lembar.
“Sekitar 8.250 tiket konser Westlife habis dalam hitungan menit. Kami (promotor) bahkan sampai menambah tiket on the spot yang bisa dibeli di lokasi. Itupun sekarang habis,” Anas menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Rajawali Indonesia juga memastikan jika Westlife bakal tampil all out di hadapan penonton yang memadati Candi Borobudur. Salah satunya, dengan mempersiapkan hits Westlife yang populer di Indonesia.
“Setlist (lagu) untuk saat ini saya belum dapatkan info dari Westlife. Tapi mereka menjanjikan sesuatu yang berbeda, yang di konser-konser sebelumnya tidak ada,” Anas menerangkan.
Liputan6.com, Jakarta - Setelah lama dinanti, TVXQ akhirnya menggelar konser bertajuk "TVXQ Concert Circle #With" di ICE BSD City, Tangerang, Sabtu (31/8/2019). Ini merupakan konser solo pertama TVXQ di Indonesia setelah 16 tahun debut.
Mengenakan busana hitam putih, kehadiran Yunho dan Changmin di atas panggung langsung disambut teriakan histeris penggemar. Dalam sekejap ICE BSD berubah menjadi lautan merah.
TVXQ mengawali konser mereka dengan membawakan lagu "Bounce", "Something" dan "Top of The World". Seketika ribuan penonton ikut bernyanyi bersama dua idola mereka.
Setelah membawakan tiga buah lagu, Yunho dan Changmin memperkenalkan diri mereka menggunakan bahasa Indonesia. Penonton pun dibuat dibuat histeris.
"Selamat malam kami TVXQ. Selamat malam, nama saya U know Yunho," kata Yunho di atas panggung dengan dialeg bahasa Indonesia terbata.
"Gimana seru enggak? Saya juga pengin datang ke sini, sudah lama tidak bertemu. Apa kabar?" lanjutnya menggunakan bahasa Korea.
Changmin pun mengutarakan kerinduannya kepada penggemar. Ya, Yunho dan Changmin memang sudah lama tak berjumpa dengan fansnya di Indonesia.
"Saya kangen kalian semua. Kami kangen banget sama kalian. Kangen TVXQ juga kan? Kita sudah mempersiapkan banyak hal hari ini," ucap Changmin.
Liputan6.com, Jakarta - Irish Bella tengah mengandung anak pertama, buah cintanya dengan Ammar Zoni. Sudah cukup terlihat perut buncitnya, ia pun melakukan senam.
Ditemani sahabatnya, Shandy Aulia, yang juga tengah hamil, Irish Bella mencoba senam pilates.
Bagi Irish Bella, ini adalah pengalaman pertamanya senam pilates dalam keadaan hamil. Ia pun membagikan video singkat di akun Instagram, Sabtu (31/8/2019).
"Akhirnya untuk pertama kalinya diajarin Pilates sama @shandyaulia," tulisnya sebagai keterangan video.
Dalam video tersebut, terlihat Irish Bella agak kesulitan melakukan gerakan-gerakannya. Sementara, Shandy Aulia begitu lentur.
"Semangat mami Irish. Bayangkan nanti lahiran kita lebih sakit," ujar Shandy Aulia memberikan dukungan pada Irish Bella.
Melihat gerakan senam yang dilakukan Irish Bella, membuat warganet melontarkan perasaannya melalui kolom komentar.
"Kenapa aku yg engap," tulis akun @sarohthea12.
Sementara akun @baliunchunch menambahkan, "Kak Irish yang pilates, gw yang deg2an."
"Liat irish hamil gue yg engep berasa hamil lg," timpal akun @yuliaazrani.
Liputan6.com, Jakarta - TVXQ akhirnya akan menggelar konser solo pertamanya di Indonesia. Grup beranggotakan Changmin dan Yunho ini akan menghibur penggemar di ICE BSD City, Tangerang, hari ini, Sabtu (31/8/2018).
Sejak pagi hari, ribuan penggemar sudah datang memenuhi area venue. Seperti yang dilakukan Cassiopeia--sebutan fans TVXQ-- asal Jambi, Hana.
Kepada Liputan6.com, Hana menceritakan betapa antusiasnya dia untuk bertemu sang idola. Apalagi, ia sudah jadi penggemar TVXQ sejak boyband ini debut.
"Sudah menanti 16 tahun. Saya ngefans banget dari masih SD. Senang banget akhirnya bisa nonton konsernya di sini," ujar Hana saat diwawancarai.
TVXQ! CONCERT - CIRCLE - #With merupakan konser solo pertama TVXQ di Indonesia. Jadi, tak heran bila banyak Cassiopeia Tanah Air yang sudah menantikan kehadiran Changmin dan Yunho.
Yunho dan Changmin diprediksi akan membawakan lebih dari 20 judul lagu andalan mereka. Untuk gate venue konser akan dibuka mulai pukul 16.30 WIB. Konsernya sendiri baru akan dimulai pukul 18.30 WIB.
Liputan6.com, Jakarta - Akhir tahun lalu sejumlah sineas dan pemain film ketar-ketir. Panasnya suhu politik dikhawatirkan berdampak pada jumlah penonton film Indonesia tahun ini. Hanung Bramantyo pun semula khawatir.
Namun pencapaian Bumi Manusia dengan 1,1 juta penonton pekan ini dan performa Gundala pada hari pertama penayangan membuat Hanung Bramantyo lega. Empat tahun terakhir, selalu lebih dari 10 film Indonesia yang tembus sejuta penonton.
Secara angka tampak subur dan membanggakan. Hanung Bramantyo mengingatkan industri film lokal belum bisa disebut stabil.
“Apakah (industri film Indonesia) sudah bisa dibilang stabil? Belum. Karena dari film Indonesia yang dirilis bareng Bumi Manusia, yang tembus sejuta penonton hanya Bumi Manusia. Yang lainnya hanya berapa ratus ribu bahkan ada yang tidak sampai 30 ribu,” ulas Hanung Bramantyo kepada Showbiz Liputan6.com, di Jakarta, baru-baru ini.
Dua atau tiga film dalam negeri berangkat bareng ke bioskop setiap Kamis. Sayangnya, hanya satu atau bahkan tak ada sama sekali yang pulang membawa gelar box office.
Agustus ini misalnya, hingga artikel ini disusun hanya Bumi Manusia yang meraih sejuta penonton. Gundala masih berjuang mendapat angka fantastis. Film Wedding Agreement yang tayang awal bulan ini melampaui 850 ribu penonton.
“Ada Wedding Agreement yang melegakan jumlah penontonnya. Lain ceritanya kalau film ini sejuta penonton, lalu Makmum juga sejuta penonton,” ujar sutradara Get Married dan Ayat-ayat Cinta.
Bulan ini, fenomena dilematis kembali terjadi. Gundala mendapat jatah 400 layar, Twivortiare 300-an layar. Alhasil film Indonesia yang dirilis sebelumnya kehilangan jumlah layar dalam jumlah dramatis.
“Sementara film import seperti Angel Has Fallen sendiri penontonnya masih tinggi. Ada banyak pekerjaan rumah untuk film Indonesia,” urai Hanung Bramantyo seraya berharap genre dan tema film Indonesia makin beragam. Dengan begitu, masyarakat makin punya banyak pilihan saat ke bioskop.
(Wayan Diananto)