Liputan6.com, Jakarta - Danur 3: Sunyaruri resmi menjadi film ke-12 yang mencetak box office tahun ini. Senin (30/9/2019) malam, film karya Awi Suryadi ini meraih 1,1 juta penonton lebih.
Kesuksesan Danur 3: Sunyaruri disambut antusias oleh salah satu pemainnya, Syifa Hadju. Pemeran Raina di Danur 3: Sunyaruri ini menyatakan tokoh yang dimainkannya mirip dengan sifatnya sehari-hari yang ceria.
Bedanya, Syifa Hadju memakai kacamata dan agak tertutup. Kesuksesan Danur 3: Sunyaruri seolah menebus susah payah Syifa Hadju di lokasi syuting.
“Ini film horor pertama saya. Beda genre, tantangannya beda. Kalau horor, lebih berurusan dengan makhluk lain termasuk hantu. Saya harus bisa meyakinkan penonton untuk yang satu ini. Di drama harus kuat membangun chemistry dan memainkan emosi,” ungkap Syifa Hadju kepada Showbiz Liputan6.com.
Menantang Diri
Motivasi Syifa Hadju tampil di Danur 3: Sunyaruri rupanya bukan karena dua jilid sebelumnya box office. Rupanya aktris kelahiran 13 Juli 2000 ini hendak menantang diri sendiri keluar dari zona nyaman.
“Saya kan biasanya (main) drama dan berlinang air mata melulu, sekarang saatnya meluapkan emosi dalam bentuk lain. Main film horor capainya luar dalam sih,” bebernya di Jakarta, baru-baru ini.
Maka saat Danur 3: Sunyaruri meledak di bioskop, Syifa Hadju tak mampu menyembunyikan bahagianya. Menurutnya, jumlah penonton di luar kuasa para pemain. “Saya melakukan pekerjaan sebagai aktor, akting dengan baik dan ikut mempromosikan film ini semaksimal mungkin,” imbuh Syifa Hadju.
Tak Menyangka
Bintang sinetron Mermaid In Love ini pun tak menyangka antusiasme masyarakat terhadap Danur 3: Sunyaruri sangat tinggi.
“(Memang) untuk hasil akhir saya pasrahkan kepada masyarakat. Saya percayakan strategi promosinya kepada kakak-kakak rumah produksi yang berada di belakang layar,” pungkasnya.
Gelagat sukses Danur 3: Sunyaruri terasa sejak awal. Dirilis pada Kamis (26/9/2019), film ini mengumpulkan 251 ribu penonton di hari pertama. Ini jumlah penonton hari pertama tertinggi untuk genre horor dalam sejarah film lokal.
(Wayan Diananto)
No comments:
Post a Comment